Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 207 - Kisah Perjuangan dalam Perjalanan Hijrah ke Madinah

Ayat ini turun berkaitan dengan kejadian yang menimpa salah satu sahabat bernama h}uhaib bin Sinan. Dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah, ia dicegat oleh kaum musyrik Mekah. Ia pun rela memberikan seluruh harta miliknya asalkan mereka membiarkannya melanjutkan perjalanan.

  1. عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ: لَمَّا خَرَجَ صُهَيْبٌ مُهَاجِرًا تَبِعَهُ أَهْلُ مَكَّةَ فَنَثَلَ كِنَانَتَهُ فَأَخْرَجَ مِنْهَا أَرْبَعِينَ سَهْمًا، فَقَالَ: لاَ تَصِلُونَ إِلَيَّ حَتَّى أَضَعَ فِي كُلِّ رَجُلٍ مِنْكُمْ سَهْمًا، ثُمَّ أَصِيرَ بَعْدُ إِلَى السَّيْفِ فَتَعْلَمُونَ أَنِّي رَجُلٌ، وَقَدْ خَلَّفْتُ بِمَكَّةَ قَيْنَتَيْنِ فَهُمَا لَكُمْ. قَالَ وَحَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ نَحْوَهُ، وَنَزَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللهِ) فَلَمَّا رَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَبَا يَحْيَى رَبِحَ الْبَيْعُ. قَالَ: وَتَلاَ عَلَيْهِ الآيَةَ. (1)

    ‘Ikrimah berkata, “Ketika S{uhaib melakukan perjalanan ke Madinah untuk berhijrah, beberapa penduduk Mekah membuntutinya. Ia lekas mengeluarkan kantung anak panahnya dan mencabut empat puluh anak panah darinya. Ia menyeru, ‘Sebelum kalian dapat menyentuhku, akan aku panah masing-masing dari kalian dengan satu anak panah lebih dulu! Bila anak panahku habis, akan kuhunus pedangku untuk menghadapi kalian. Kalian akan tahu aku adalah pria sejati. Jika kalian tidak ingin mati di tanganku, sungguh telah kutinggalkan dua budak perempuan di Mekah. Ambillah keduanya—dan biarkan aku melanjutkan perjalanan!’” Al-H{a>kim (perawi hadis ini) berkata, “H{amma>d bin Salamah menyampaikan kepadaku dari s\a>bit dari Anas sebuah riwayat yang senada dengan ini.” ‘Ikrimah berkata, “Lalu turunlah kepada Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam ayat, waminan-na>si man yasyri> nafsahubtiga>’a mard}a>tilla>h. ‘Wahai Abu Yah}ya>, perniagaanmu telah mendatangkan keuntungan,’ begitulah sabda Nabi ketika bertemu h}uhaib, seraya membacakan ayat ini kepadanya.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan oleh al-H{a>kim dan disepakati kesahihannya oleh az\-Z|ahabiy. At\-T|abra>niy juga menyebutkan riwayat ini secara ringkas dalam bukunya. Al-H{ais\amiy mengatakan bahwa semua perawinya s\iqah. Hadis serupa diriwayatkan dengan beberapa sanad lain yang mayoritas bersifat mursal, di antaranya riwayat yang ditulis Ibnu Abi> H{a>tim dalam tafsirnya. Riwayat-riwayat ini keseluruhannya menguatkan kualitas hadis di atas. Lihat: al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b Ma‘rifah as}-S{ah}a>bah, Ba>b Z|ikr Mana>qib S}uhaib bin Sina>n, juz 3, hlm. 450, hadis nomor 5700; at}-T{abra>niy, al-Mu‘jam al-Kabi>r, juz 8, hlm. 34, hadis nomor 7289; al-Hais\a>miy, Majma‘ az-Zawa>’id, juz 7, hlm. 21, hadis nomor 10856; Ibnu Abi> H{a>tim, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, juz 2, hlm. 368. Lihat pula: Muqbil bin Ha>di>, as}-S{ah}i>h}} al-Musnad min Asba>b an-Nuzu>l, hlm. 38.