Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 6 - Imam as Suyuthi : Orang Kafir Yang Tidak Mau Beriman Kepada Nabi

  1. “Sesungguhnya orang'orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.”
    Diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas H dalam firman Allah, “sesungguhnya orang'orang kafir” ayat ini turun pada orang Yahudi Madinah. Diriwayatkan dari Ar-Rabi’ bin Anas berkata, “Dua ayat turun pada Perang Al-Ahzab, “sesungguhnya orang-orang kafir,’’ hingga firman Allah “dan bagi mereka siksa yang amat berat." (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Al-Qurthubi berkata, “Para ulama berbeda pandangan dalam penakwilan ayat ini. Maka, ada yang berpandangan, ayat ini umum dan maknanya khusus pada orang-orang yang mereka pasti akan ditimpa adzab, dan telah didahului dalam ilmu Allah, bahwasanya mereka akan mati dalam kekufuran, Allah ingin memberitahu bahwasanya ada di antara manusia keadaanya seperti ini, tanpa menentukan orangnya. Ibnu Abbas dan Al-Kalbi berkata, “Ayat ini turun pada petinggi orang-orang Yahudi seperti: Huyai bin Akhtab dan Ka’ab bin Al-Asyraf dan yang sederajat dengan mereka berdua. Ar-Rabi’ bin Anas berkata, “Turun pada orang yang membunuh pemimpin Al-Ahzab pada perang Badar”, dan ini yang paling benar. Jika disebutkan secara individu, maka itu seperti menyingkap hal yang ghaib yaitu kematiannya dalam kekufuran dan ini juga termasuk dalam ayat ini. Pendapat saya, “Ibnu Katsir memiliki pandangan sama dengan Al-Qurthubi dalam menguatkan pendapat ini (1/85). (2) Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/85), dan Al-Wahidi berkata dalam kitab Asbab An-Nuzuln hlm. 26, Adh-Dhahhak berkata, “Ayat ini turun pada Abu Jahal dan lima orang dari keluarganya.” Aku katakan, “Riwayat ini dha’if karena perawinya terdapat Ibnu Ishaq, ia Shadutf, mudallis, me- mursal-kan hadits, dituduh sebagai seorang Syiah dan Al-Qadariyah di dalam At-Taqrib, hlm. 467.