Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 220 - Kekhawatiran Wali Anak Yatim dan Jaminan Allah kepada Mereka

Seiring dengan turunnya Surah an-Nisa>’/4: 10 dan an-An‘a>m/6: 152, para wali merasa enggan mengurusi harta anak yatim karena khawatir secara tidak sengaja turut memakan harta mereka. Allah lalu menurunkan ayat berikut untuk menjamin ketenteraman dan kesejahteraan mereka.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ ‏(‏وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ)‏ وَ‏ (‏إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا‏)‏ قَالَ: اجْتَنَبَ النَّاسُ مَالَ الْيَتِيمِ وَطَعَامَهُ، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ، فَشَكَوْا ذَلِكَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: ‏(‏وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاَحٌ لَهُمْ خَيْرٌ‏ ... إِلَى قَوْلِهِ: ‏لَأَعْنَتَكُمْ‏). (1)‏‏

    Ibnu ‘Abba>s berkata, “Ketika turun firman Allah wala> taqrabu> ma>lal-yati>mi illa> billati> hiya ah}san dan innal-laz\i>na ya’kulu>na amwa>lal-yata>ma> z}ulman, para sahabat berusaha menjauhi harta dan makanan anak yatim. Hal ini membuat kaum muslim merasa berat—karena mengakibatkan banyak anak yatim menjadi telantar. Mereka lantas mengadukan hal tersebut kepada Nabi s}allalla>hu ‘alaihi wasallam, maka turunlah firman Allah, wa yas’alu>naka ‘anil-yata>ma> qul is}la>h}ul-lahum khai>r ... hingga firman-Nya, la a‘natakum.


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Hasan; diriwayatkan oleh an-Nasa>’iy, Ah}mad, al-H{a>kim, dan al-Baihaqiy. Ibnu H{ajar menyatakan hadis ini diriwayatkan pula oleh Sufya>n as\-S|auriy dalam Tafsi>r-nya dari Sa>lim al-Aft}as dari Sa‘i>d bin Jubair secara mursal, begitu pula Qais bin Rabi>‘ dari Sa>lim pun menyetujui kemursalannya, begitu pula dari jalur ‘Abdurrazza>q dari Ma‘mar dan Qata>dah; hampir semuanya meriwayatkan secara mursal dari Ibnu ‘Abba>s. Lihat: an-Nasa>’iy, Sunan an-Nasa>’iy/al-Mujtaba>, (Riyad: Bait al-Afka>r ad-Dauliyyah, t.th.), dalam Kita>b al-Was}a>ya>, Ba>b Ma> li al-Was}iy min Ma>l al-Yati>m Iz\a> Qa>ma Bih, hlm. 389, hadis nomor 3669; Ah}mad, al-Musnad, (Riyad: Bait al-Afka>r ad-Dauliyyah, 1998), hlm. 269, hadis nomor 3002; al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Bab Tafsi>r Su>rah an-Nisa>’, hlm. 331–332, hadis nomor 3184; dan al-Baihaqiy, as-Sunan al-Kubra>, dalam Kita>b al-Buyu>‘, Ba>b al-Waliy Yukhlit} Ma>lah bi Ma>l al-Yati>m, hadis nomor 11003. Lihat pula: Ibnu H{ajar, al-‘Ujab, hlm. 357.