Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 26 - Imam as Suyuthi : Orang-Orang Munafik Mengingkari Permisalan Yang Allah Buat Dalam Al-Qur'An

  1. “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah, dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan!’’ dengan perumpaman itu banyak orang yang disesatkan oleh Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada orang yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. ”
    Diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari As-Suddi (1) dengan sanad-sanadnya: Ketika Allah memberikan dua permisalan ini untuk orang-orang munafik yakni firman-Nya, “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api’’ dan firman-Nya, “Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit’’ orang-orang munafik berkata, “Sesungguhnya Allah Mahatinggi dan Suci dari membuat perumpamaan-perumpamaan seperti ini, maka Allah menurunkan, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan” hingga firman-Nya, "Mereka itulah orang-orang yang merugi.”
    Al-Wahidi mengeluarkan dari jalur Abdul Ghani bin Sa’id Ats-Tsaqafi dari Musa bin Abdurrahman dari Ibnu Juraij dari ‘Atha dari Ibnu Abbas H berkata, “Sesungguhnya Allah menyebutkan sesembahan orang musyrik”, kemudian berkata dengan firman Allah, “Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka”, dan menyebutkan tipu daya sesembahan mereka dan menjadikannya seperti sarang laba-laba (2) , mereka berkata, “Apa pendapat kalian tentang apa yang akan Allah perbuat dengan permisalan ketika menyebutkan lalat dan laba-laba di dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad?” maka Allah menurunkan ayat ini -Abdul Ghani sangat lemah (3). Abdurrazzaq berkata di dalam Tafsir-nya, “Ma’mar memberitahu kami dari Qatadah mengapa Allah iSfe menyebutkan laba-laba dan lalat, orang- orang musyrik berkata, “Apa gunanya laba-laba dan lalat disebutkan?” maka Allah menurunkan ayat ini. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Hasan berkata, “Ketika turun ayat, “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu,” (Al-Hajj: 73) orang-orang musyrik berkata, “Apa pentingnya perumpamaan-perumpamaan ini diberikan, atau yang menyerupai perumpamaan-perumpamaan ini”, maka Allan menurunkan ayat, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan.”
    Aku berpendapat, “Perkataan (pendapat) yang pertama yang lebih benar dan kuat sanadnya, juga lebih cocok dengan apa awal surat dan penyebutan orang-orang musyrik tidak sesuai dengan status yang Madaniyyah. Dan, apa yang kami sebutkan dari Qatadah dan Hasan yang diceritakan oleh Al-Wahidi tanpa sanad dengan lafazh “orang-orang Yahudi berkata” dan ini yang sangat cocok. (4)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Lihat Tafsir Ibnu Jarir (1/177). (2) Surat Al-Ankabut: 41, lihat kitabnya Al-Wahidi hlm. 27 cetakan Kairo. (3) Yang dikatakan oleh Al-Qurthubi (1/286) dalam Tafsir-nya dan Ibnu Katsir tidak menyebutkannya. (4) Lihat Al-Qurthubi (1/286) dan Ibnu Katsir dengal lafazh-lafazhnya (1/108). Dan bukanlah Al-Wahidi yang mengatakan dalan riwayatnya, “Sesembahan orang Yahudi” saja, akan tetapi Al-Qurthubi mengatakannya juga dengan kalimat “orang-orang Yahudi tertawa” dan Ibnu katsir menyebutkan seperti itu juga.