Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah Ayat 97 - Imam as Suyuthi : Orang Yahudi Yang Memusuhi Jibril

  1. “Katakanlah: “Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab)yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
    Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Anas berkata, “Abdullah bin Salam ketika sedang mengumpulkan buah-buahan, ia mendengar kabar kedatangan Nabi Muhammad. Maka, ia datang kepada Nabi dan berkata, “Sesungguhnya aku ingin bertanya kepadamu tentang tiga perkara yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Apakah tanda-tanda awal datangnya hari kiamat, dan apakah makanan pertama orang-orang penghuni surga, dan bagaimana seorang anak mirip dengan ayah atau ibunya?
    Rasulullah S bersabda, “Jibril memberitahukan kepadaku tadi”, ia berkata, “Jibril?” Rasulullah menjawab, “Iya”, kemudian ia berkata, “Jibril adalah musuh kami (orang-orang Yahudi) dari malaikat”, kemudian Rasulullah membaca ayat, “Katakanlah, “barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur'an)ke dalam hatimu." (1) Syaikul Islam Ibnu Hajar berkata di dalam kitab Fath Al-Bari’, “Secara jelas konteks ayatnya adalah bahwasanya Nabi S membaca ayat ini sebagai jawaban atas perkataan orang-orang Yahudi, dan tidak mengharuskan itu menjadi sebab turunnya." (2) Dan Ibnu hajar berkata, “Dan perkataan inilah yang dijadikan sandaran.”
    Dan, dalam sebab turun ayat ini, ada cerita yang shahih yang cerita tersebut bukanlah cerita tentang Abdullah bin Salam.
    Imam Ahmad, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i mengeluarkan dari jalur Bukair bin Syihab, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas berkata, “Orang-orang Yahudi menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Ayahnya
    Al-Qasim! Sesungguhnya kami ingin mengajukan kepadamu lima hal, jika engkau memberi tahu kepada kami jawabannya, maka kami mengetahui bahwa engkau adalah Nabi.”
    Kemudian ia menyebutkan hadits yang di dalamnya, bahwasanya mereka bertanya kepada Rasulullah S tentang apa yang Bani Israil haramkan kepada diri mereka sendiri, tanda-tanda seorang nabi, guruh dan suaranya, bagaimana seorang anak berkelamin laki-laki atau perempuan, dan dari mana ia mengetahui kabar langit hingga mereka berkata, “Beritahu kepada kami siapa sahabatmu? Rasulullah menjawab: “Jibril”, mereka berkata, “Jibril yang turun dengan peperangan, pertikaian, dan adzab. Ia adalah musuh kami, jika engkau mengatakan Mikail yang turun dengan kasih sayang, tumbuh-tumbuhan, hujan. Maka itu lebih baik” maka kemudian ayat ini turun. (3) Diriwayatkan dari Ishaq bin Rahawaih dalam Musnad-nya, dan Ibnu Jarir dari jalur Asy-Sya’bi bahwasanya Umar datang kepada orang-orang Yahudi kemudian ia mendengar sebagian isi dari Taurat, maka Umar terheran bagaimana Taurat membenarkan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an. Ia berkata, “Rasulullah melintas di hadapan mereka, kemudian aku berkata, “Apakah kalian tahu bahwa ia adalah Rasulullah?” Orang alim dari mereka menjawab, “Iya, kami mengetahui bahwa ia adalah Rasulullah”, kemudian aku berkata, “Maka kenapa kalian tidak mengikutinya?” mereka menjawab, “kami telah bertanya kepada ia tentang siapa yang membawa kenabiannya kepadanya, maka ia menjawab Jibril dan Karena Jibril membawa kekerasan, peperangan, kebinasaan.” Kemudian aku berkata, “Maka siapakah utusan kalian dari malaikat? Mereka menjawab, “Mikail yang menurunkan hujan dan kasih sayang”, aku berkata, “Bagaiman derajat mereka berdua di hadapan Tuhan mereka? mereka menjawab, “Yang satu di sisi kanan Tuhan, dan yang satu lagi di sisi kiri-Nya.”
    Aku (Umar) berkata, “Sesungguhnya tidak boleh bagi Jibril untuk memusuhi Mikail, dan tidak boleh bagi Mikail untuk menyelamatkan musuh Jibril, dan sesungguhnya aku bersaksi bahwasanya mereka berdua dan Tuhan-Nya adalah keselamatan bagi yang ingin selamat dan peperangan bagi orang yang ingin berperang.” Kemudian setelah itu aku mendatangi Rasulullah dengan niat ingin memberitahu Rasulullah, akan tetapi ketika saya menemuinya, Rasulullah bersabda, “Apakah engkau ingin aku beritaku tentang ayat-ayat yang turun kepadaku!” kemudian aku menjawab, “Tentu wahai Rasulullah! Maka beliau membaca, “Katakanlah, “Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril”, hingga sampai pada ayat, “Sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang yang kafir.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Demi Allah tidaklah aku beranjak dari orang-orang Yahudi kecuali ingin menemuimu wahai Rasulullah untuk menceritakan kepadamu tentang apa yang aku katakan kepada mereka dan apa yang mereka katakan kepadaku, maka Allah telah mendahuluiku.” Sanad hadits ini shahih hingga kepada Asy-Sya’bi, akan tetapi ia belum pernah bertemu dengan Umar bin Al-Khaththab.
    Hadits ini telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim dari jalur yang lain dari Asy-Sya’bi. (4) Juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari jalur As-Suddi dari Umar bin Al-Khathtab . Dan, dari jalur Qatadah dari Umar bin Al-Khaththab. Dan sanad keduanya Murujathi’ (5) Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalur lain dari Abdurrahman bin Abi Laila bahwasanya seorang Yahudi bertemu dengan Umar bin Al-Khaththab dan berkata, “Sesungguhnya Jibril yang disebutkan oleh sahabat (Muhammad) kalian adalah musuh kami”, kemudian Umar berkata, “Katakanlah, “barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qwr'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman” ayat ini turun dengan lisan Umar.
    Dan jalur-jalur periwayatan ini saling menguatkan satu sama lain. Dan telah dinukil oleh Ibnu Jarir, “Semua sepakat bahwasanya sebab turun ayat ini adalah hadits yang di atas. (6)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Shahih: Al-Bukhari (4480), di dalam Bab At-Tafsir. (2) Lihat kitab Fath Al-Bari (8/15), dan disebutkan oleh Al-Qurthubi (1/534). (3) Derajatnya hasan, di dalam Musnad Imam Ahmad, Abu Nua’im dalam kitab AbHilyah (4/305), dan Al-Haitsami berkata di dalam kitab AhMajma’, perawinya tsiqah dan menyandarkannya kepada Ahmad dan Ath-Thabarani. (4) Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannif (14/285). (5) Aku katakan, “J alur-j alur riwayat ini menguatkan satu sama lain, seperti yang dikatakan oleh Imam As-Suyuthi. (5) Ibnu Katsir meriwayatkan hadits ini dengan riwayat yang panjang dari Syahr bin Hausyab (1/188- 189), lihat At-Tirmidzi (3117) dalam Bab At-Tafsir, dan kitab Ad-Dur Al-Mantsur (4/50), dan juga diriwayatkan oleh An-Nasa’ di dalam Al-Kubra. (6) Lihat Tafsir Ibnu Katsir yang sebelumnya, dan Fath Al-Qadir (16/8), dan Ibnu Jarir (1/433).