Asbabun Nuzul Surat An-Nisa' Ayat 97 - Imam as Suyuthi : Orang-Orang Kafir Makkah Yang Memilih Kematian Dengan Cara Tidak Baik

  1. “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?. ” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk- buruk tempat kembali.”
    Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Bahwasanya beberapa orang dari kaum Muslimin dahulu tinggal bersama orang-orang musyrik sehingga memperbanyak jumlah orang-orang musyrik yang menyerang Rasulullah. Lalu terkadang anak panah yang dilemparkan orang-orang Muslim yang bersama Rasulullah mengenai salah satu dari orang-orang Muslim tersebut hingga terbunuh atau mati karena tertebas pedang orang-orang Muslim yang bersama Rasulullah tersebut. Maka turun firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri.. ." (1) Ibnu Mardawaih meriwayatkan juga dan menyebutkan nama-nama mereka, yaitu: Qais bin Al-Walid bin Al-Mughirah, Abu Qais bin AlFakih bin Al-Mughirah, Al-Walid bin Utbah bin Rabi’ah, Amru bin Umayyah bin Sufyan, dan Ali bin Umayyah bin Khalaf. Dia menyebutkan bahwa mereka pergi ke Badar. Ketika melihat sedikitnya jumlah orang-orang Muslim, mereka pun menjadi ragu. Mereka berkata, “Agama mereka membuat mereka sombong,” Lalu mereka pun terbunuh di Badar.” (2) Dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi Hatim dengan ada penambahan nama-nama yaitu: Harits bin Zam’ah bin Al-Aswad dan Al-‘Ash bin Munabbih bin Al-Hajjaj.
    Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata: “Dahulu ada sekelompok orang di kota Makkah masuk Islam. Ketika Nabi berhijrah ke Madinah, mereka enggan untuk ikut bersama Nabi dan merasa takut untuk keluar dari kota Makkah, maka turunlah firman Allah, “Sesungguhnya orang- orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini!" Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). ” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu!” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).” (3) (An-Nisa’: 97-98)
    Ibnul Mundzir dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Dahulu ada sekelompok orang dari penduduk kota Makkah masuk Islam, akan tetapi mereka menyembunyikan keislaman mereka. Ketika orang-orang musyrik berangkat untuk berperang di badar, mereka mengajak orang-orang yang menyembunyikan keislaman mereka untuk ikut berperang bersama mereka melawan kaum Muslimin, maka sebagian dari mereka ada yang terbunuh dalam perang tersebut, maka berkatalah sebagaian pasukan kaum Muslimin, “Mereka adalah orang- orang yang telah masuk Islam dan mereka dipaksa untuk berperang bersama dengan orang-orang kafir tersebut.” Lalu mereka beristighfar untuk orang- orang tersebut, dan turunlah firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri... ”
    Lalu orang-orang Muslim mengirimkan surat yang didalamnya dibubuhkan firman Allah itu kepada orang-orang Muslim yang masih di kota Makkah. Dalam surat tersebut juga tertulis bahwa tidak ada lagi uzur bagi mereka. Kemudian mereka pun meninggalkan Makkah. Lalu orang- orang musyrik menyusul mereka dan menyakiti mereka sehingga mereka pun kembali lagi ke Makkah. Lalu turun firman Allah, “Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah...” (Al-‘Ankabut:10). Lalu orang-orang Muslim mengirim surat lagi kepada mereka dengan membubuhkan firman Allah ini. Mereka pun merasa sangat sedih. Lalu turun firman Allah, “Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan ...” hingga akhir ayat 110 dari surat An-Nahl. Mereka pun keluar dari Makkah menuju Madinah. Lalu orang-orang musyrik kembali menyusul mereka. Maka di antara mereka ada yang selamat dan ada pula yang terbunuh.” (4) Ibnu Jarir meriwayatkan hadis serupa dari beberapa jalur yang cukup banyak.

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Shahih Al-Bukhari (4596).
    2. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (1/715) dan ia menambahkan Abu Al-Ash bin Munabbih bin Al- Hajjaj dan Harits bin Zam’ah.
    3. Disebutkan oleh Al-Qurthubi (2/2006) dan ia berkata, “Sesungguhnya mereka sangat meremehkan jumlah orang-orang Muslim yang sangat sedikit, maka hati mereka dimasuki keraguan akan Islam, lalu mereka murtad dan mereka terbunuh di atas kemurtadan, orang-orang Muslim pun berkata, “mereka adalah sahabat kami, dan mereka dipaksa oleh orang-orang musyrik untuk berperang dengan mereka hingga terbunuh dalam peperangan, maka beristigfarlah untuk mereka, kemudian turunlah ayat ini. Al-Qurthubi mengatakan, “Dan yang pertama -yang disebutkan oleh As-Suyuti- lebih shahih.”
    4. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (1/715) dan ia berkata, Ad-Dhahhak berkata, “Ayat ini turun pada sekelompok orang munafik yang tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, hingga mereka ikut bersama orang-orang musyrik pada perang badar, maka beberapa dari mereka terbunuh, maka turunlah ayat ini.”