Asbabun Nuzul Surat An-Nisa' Ayat 105 - Imam as Suyuthi : Mereka Kaum Munafik Mengingkari Kitab Yang Telah Allah Turunkan

  1. “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
    At-Tirmidzi, Al-Hakim, dan yang lainnya meriwayatkan dari Qatadah bin Nu’man bahwasanya ia berkata, “Di antara kerabat kami ada yang bernama Basyar, Basyir, dan Mubasyar. Mereka adalah anak-anak Ubairiq. Basyir adalah seorang yang munafik, ia merangkai syair untuk mengejek para sahabat Nabi & dan kemudian mendapatkan imbalan dari beberapa orang Arab, ia berkata: “Si fulan berkata begini...” Dan mereka adalah orang miskin ketika masa jahiliyah dan setelah Islam. Adapun makanan mereka (kaum miskin itu) di Madinah adalah kurma dan gandum saja.
    Kemudian pamanku Rifa’ah bin Zaid, membeli tepung sebanyak satu bawaan unta. Kemudian ia meletakkannya di salah satu ruangan di dalam rumahnya yang juga terdapat senjata, baju perang, dan pedang miliknya.
    Lalu kamarnya itu dibobol dari bawah dan bahan makanan serta senjatanya diambil. Ketika pagi tiba, paman saya, Rifa’ah mendatangiku lalu berkata, “Wahai keponakanku, ruangan di rumah kita dibobol tadi malam. Makanan dan senjata yang ada di dalamnya diambil.”
    Kami segera menyelidiki seluruh rumah kami. Kami bertanya kepada orang-orang, lalu ada seseorang berkata, “Tadi malam kami melihat anak- anak Ubairiq menyalakan api untuk masak. Dan kami melihat itu adalah bahan makanan kalian.” Ketika kami sedang menanyakan tentang hal itu, anak-anak Ubairiq berkata, “Demi Allah, menurut kami Labid bin Sahi, salah seorang dari kita yang shalih dan agamanya bagus, yang mencurinya.” Ketika mendengar tuduhan tersebut, Labid langsung menghunus pedangnya dan berkata kepada anak-anak Ubairiq, “Apa? Saya mencuri? Demi Allah, pedang ini akan menebas kalian atau kalian akan menjelaskan kebenaran pencurian ini!.” Anak-anak Ubairiq pun berkata, “Menjauhlah dari kami, engkau bukanlah pemilik barang-barang itu (bukan pencuri).” Lalu kami menanyakan kembali tentang makanan itu agar kami tidak ragu lagi bahwa mereka benar-benar pemiliknya. Lalu pamanku berkata kepadaku, “Keponakanku, coba engkau temui Rasulullah dan kau ceritakan tentang hal ini.”
    Lalu aku menemui Rasulullah & dan berkatakan kepada beliau, “Di antara kerabat kami ada orang-orang yang berwatak keras. Mereka membobol salah satu ruangan di rumahku, lalu mengambil senjata dan bahan makanan yang ada di dalamnya. Kami meminta mereka mengembalikan senjata kami. Adapun makanan, kami tidak lagi membutuhkannya.” Rasulullah & pun bersabda, “Akan saya pikirkan hal ini.” Ketika anak-anak Ubairiq mendengar aduan itu, mereka mendatangi salah seorang dari keluarga mereka yang bernama Asir bin Urwah dan memberi tahunya tentang hal itu. Kemudian beberapa orang dari keluarga mereka berkumpul dan menemui Rasulullah S dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Qatadah dan pamannya menuduh keluarga kami yang di mana orang-orangnya baik dan Islamnya pun juga begitu telah mencuri tanpa ada bukti.”
    Qatadah berkata, “Lalu kami mendatangi Rasulullah & Kemudian beliau berkata kepadaku, “Engkau menuduh keluarga yang dikenal sebagai orang Islam dan orang baik telah mencuri tanpa ada bukti.” Aku pun kembali ke rumah. Lalu saya memberi tahu pamanku tentang hal tersebut. Ia pun berkata, “Hanya Allah lah tempat meminta pertolongan.” Tidak lama dari itu, turunlah firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang'orang yang khianat.” Maksud dari firman Allah, ”...orang-orang khianat” adalah orang-orang dari bani Ubairiq. “Dan mohonlah ampun kepada Allah” wahai Muhammad dari apa yang kau katakan kepada Qatadah.”
    Ketika ayat ini turun, Rasulullah menyerahkan senjata itu kepada Rifa’ah. Sedangkan Basyir, ia mendatangi orang-orang musyrik lalu singgah di tempat Sulafah binti Sa’ad. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang'orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk'buruk tempat kembali. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki'Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh'jauhnya.” Al-Hakim berkata, “Riwayat ini shahih sesuai dengan syarat Muslim.” (1) Ibnu Sa’ad dalam kitab Ath-Thabq/at meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Mahmud bin Labid berkata, “Basyir bin Al-Harits memasuki ruang di atas rumah Rifa’ah bin Zaid, paman Qatadah bin Nu’man, dengan paksa dan membobolnya dari bagian belakang. Lalu dia mengambil makanannya, baju perangnya, serta peralatan keduanya. Lalu Qatadah mendatangi Nabi & dan mengadukan hal itu. Beliau pun memanggil Basyir dan menannyakan hal itu. Namun, ia tidak mengakuinya. Akan tetapi ia malah menuduh Labid bin Sahi, salah seorang dari keturunan terhormat, yang telah melakukannya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya yang menyatakan kebohongan Basyir dan menjelaskan ketidakbersalahan Labid, “Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia...” hingga akhir ayat. Ketika ayat itu turun, Basyir melarikan diri ke kota Makkah dalam keadaan murtad. Lalu ia singgah di tempat Sulafah binti Sa’ad kemudian ia menjelek-jelekkan Nabi serta orang-orang Muslim lainnya. Maka turunlah firman Allah padanya, “Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad)..." hingga akhir ayat.
    Hasan bin Tsabit pun mengejeknya dengan syairnya hingga ia kembali pada bulan Rabi’ tahun empat Hijriah.” (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Hasan: At-Tirmidzi (3036) dalam Bab At-Tafsir, Al-Hakim (4/385) dan ia menshahihkannya, begitu pula yang dikatakan oleh Adz-Dzahabi.
    2. Al-Qurthubi menyebutkan riwayat ini (2/2037) dan ia menambahkan bahwasanya Hassan bin Tsabit membacakan bait syair:
    Sesungguhnya ia telah diberikan tempat persinggahan oleh bintu Sa’ad, kemudian ia menarik kulit pantatnya dan ia menariknya.
    Kalian mengira bahwasanya apa yang kalian lakukan tidak akan diketahui, pada kami seorang Nabi yang diberikan wahyu.
    Ketika syair ini sampai pada Bintu Sa’ad, ia berkata: “aku diberikan hadiah sebuah bait syair Hassan.” Kemudian ia menendang orang tersebut hingga keluar dari rumahnya, hingga Basyir kembali ke Khaibar. Pada suatu hari ia melubangi sebuah rumah untuk mencuri harta dari rumah tersebut, akan tetapi tembok jatuh dan menimpanya sehingga ia mati.
    Ibnu Katsir berkata (1/726): “Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Jalur Al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwasanya ia berkata, “Sekelompok orang dari kaum Anshar ikut berperang bersama Nabi S dalam beberapa peperangan, kemudia seseorang mencuri baju perang salah satu orang Anshar tersebut, kemudian ia menuduh seseorang dari kaum Anshar, lalu pemilik baju perang tersebut datang menemui Rasulullah B dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Tha’mah bin Ubairiq mencuri baju perangku, ”Ketika pencuri melihat hal tersebut, ia lalu mengambil baju perang tersebut dan melemparnya ke dalam rumah seorang yang tidak mengetahui apa-apa, kemudian pencuri tersebut berkata kepada beberapa orang dari keluarganya, “Sesungguhnya aku telah melemparkan baju perang tersebut ke dalam rumah fulan. Kemudia beberapa saudara pencuri tersebut datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya saudara kami tidak bersalah, dan sesungguhnya yang mencuri baju tersebut adalah fulan, dan kami sangat yakin akan hal tersebut, maka bebaskanlah saudara kami, maka turunlah firman Allah,“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia... ” hingga firman Allah, “Orang-orang yang menghianati dirinya. ” Kemudian Allah menurunkan firmannya kepada orang-orang yang datang kepada Rasulullah untuk menyembunyikan kebohongan, “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah,...” Ibnu Katsir berkata, “kata-kata dari kisah ini sangat Gharib” dan begitu juga yang disebutkan oleh Mujahid, Ikrimah, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid bahwasanya ayat ini turun pada seorang pencuri dari Bani Ubairiq walaupun kata-kata mereka berbeda.