Asbabun Nuzul Surat Al-Kahfi Ayat 6 - Imam as Suyuthi : Sedihnya Nabi Muhammad Ketika Wahyu Lama Tidak Turun

  1. “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an)
    Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Ibnu Ishaq dari seorang syaikh penduduk Mesir dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Orang- orang Quraisy mengirimkan An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu’aith kepada para pendeta Yahudi di Madinah. Mereka berkata kepada keduanya, “Tanyakan kepada mereka (para pendeta Yahudi) tentang Muhammad. Ceritakan kepada mereka sifat-sifatnya dan beritahukan kepada mereka segala sesuatu yang dikatakan olehnya. Sesungguhnya mereka adalah ahli kitab yang pertama. Mereka juga memiliki ilmu dari para nabi yang tidak kita miliki.”
    Keduanya lalu pergi, hingga sampai di daerah Madinah. Lalu keduanya bertanya kepada para pendeta Yahudi tentang keberadaan Rasulullah Mereka menceritakan sifat-sifat beliau beserta ucapan-ucapan beliau. Para pendeta Yahudi kemudian berkata, “Tanyakanlah kepadanya tentang tiga perkara, apabila ia bisa menceritakan kepada kalian tentang tiga perkara itu, maka ia adalah seorang nabi yang diutus. Namun apabila ia tidak bisa menceritakannya, maka ia adalah seorang laki-laki yang mengaku- ngaku sebagai nabi ... Tanyakanlah kepadanya tentang para pemuda pada zaman dahulu kala yang bepergian dan apa yang mereka alami? Sesungguhnya ada kisah yang sangat mengagumkan dalam kisah mereka. Tanyakan kepadanya tentang laki-laki yang berkeliling hingga sampai ke belahan bumi bagian timur dan barat, apa yang terjadi pada laki-laki itu. Tanyakanlah kepadabnya tentang ruh, apakah itu?” Setelah itu keduanya lalu pulang hingga sampai kepada kabilah Quraisy. Keduanya berkata, “Kami membawa sesuatu kepada kalian sesuatu yang bisa memberikan keputusan antara kalian dengan Muhammad.” Orang-orang Quraisy lalu mendatangi Rasulullah S dan mereka bertanya kepada beliau .... Beliau lalu berkata kepada mereka, “Besok aku akan menceritakan kepada kalian tentang apa yang kalian tanyakan. Beliau tidak menyebutkan kata insya Allah. ”
    Mereka lantas pulang, sementara Rasulullah S menuggu selama lima belas malam, dan tidak ada satu pun wahyu yang turun dari sisi Allah. Jibril juga tidak mendatangi beliau sehingga orang-orang Makkah menjadi gempar .... Sedangkan Rasulullah S menjadi sedih hati karena tidak turunnya wahyu. Beliau merasa berat atas apa yang dikatakan oleh para penduduk Makkah. Kemudian datanglah Jibril kepada beliau dengan membawa surat Ashab Al-Kahfi yang isinya menegur beliau karena merasa sedih atas apa yang dilakukan para penduduk Makkah. Jibril juga mengabarkan kepada beliau atas apa yang ditanyakan mereka mengenai kisah para pemuda dan laki-laki yang mengelilingi bumi timur dan barat, juga mengabarkan mengenai firman Allah, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh.’’ (2)
    Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, “Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Abu Jahal bin Hisyam, An-Nadhr bin Al-Harits, Umayyah bin Khalaf, Al-Ash bin Wa'il, Al-Aswad bin Abdul Muthalib, dan Abu Al-Bakhtari berkumpul dengan sekelompok orang- orang Quraisy. Sementara itu, Rasulullah merasa berat atas perbuatan kaumnya yang menentang beliau, mereka juga mengingkari nasihat yang beliau sampaikan kepada mereka, sehingga hal ini menyebabkan beliau merasa sangat bersedih.” Maka Allah menurunkan ayat, “Maka nyaris engkau (Muhammad) mencelakakan dirimu sendiri karena bersedih hati setelah mereka berpaling....” (2)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Ibnu Katsir (3/103) menuturkannya tetapi dha’if karena dalam riwayat ini ada Muhammad bin Ishaq. Tentang keberadaannya sudah diterangkan sebelumnya.
    2. Diriwayatkan dalam Ad-Durr Al-Mantsur (4/232).