Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 51 - Larangan Kebiasaan Berkelompok dengan Menyakiti Kelompok Lain

Salah satu kebiasaan masyarakat Madinah sebelum hijrah adalah menjalin persekutuan antara beberapa pihak untuk saling membantu bila salah satu pihak menyerang atau diserang kelompok di luar persekutuan itu. Setelah Rasulullah datang, kebiasaan ini masih berlangsung hingga tidak jarang ditemukan beberapa muslim yang masih terikat kesepakatan semacam itu dengan kaum Yahudi atau Nasrani. Ayat di atas kemudian turun untuk melarang kebiasaan tersebut.

  1. عَنْ عُبَادَة َبْنِ الصَّامِتِ أَنَّهُ لمَاَّ حَارَبَتْ بَنُوْا قَينُقاَعَ تَشَبَّثَ بِأَمْرِهِمْ عَبْدُ اللهِ بْنُ أُبَيِّ بْنِ سَلُوْلَ وَقَامَ دُوْنَهُمْ، وَمشَى عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ إِلَى رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم وَتَبَرَّأَ إلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ مِنْ حِلْفِهِمْ، وَكَانَ أَحَدَ بَنِيْ عَوْفِ بْنِ الْخَزْرَجِ وَلَهُ مِنْ حِلْفِهِمْ مِثْلُ الَّذِيْ لَهُمْ مِنْ عَبْدِ الله بْنِ أُبَيٍّ، فَخَلَعَهُمْ إِلَى رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَبَرَّأَ مِنْ حِلْفِ الْكُفَّارِ وَوِلَايَتِهِمْ. قال: ففيه وفي عبد الله بن أبي نزلت القصة في المائدة: (يا أيّها الّذِينَ آمَنُوا لا تَتّخِذُوا اليَهُودَ والنّصَارَى أوْلِياءَ بَعْضُهُمْ أوْلِياءُ بَعْضٍ.) (1)

    ‘Uba>dah bin as}-S{a>mit bercerita bahwa dirinya (yang merupakan tokoh muslim dari Bani ‘Auf bin Khazraj) dan ‘Abdulla>h bin Ubay bin Salu>l (yang merupakan tokoh munafik di Madinah) sama-sama terikat perjanjian untuk saling membela dengan kaum Yahudi Bani Qainuqa>‘. Ketika Bani Qainuqa>‘ melakukan pemberontakan melawan Rasulullah, ‘Abdulla>h bin Ubay melibatkan diri dan mendukung upaya mereka, sedangkan ‘Uba>dah bin as}-S{a>mit menghadap Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam untuk menyatakan keberpihakannya kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan lagi kepada Bani Qainuqa>‘. Ia berkata, “Aku berpihak kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukmin. Aku menyatakan tidak lagi mendukung dan terikat perjanjian dengan orang-orang kafir itu.” Berkaitan dengan mereka berdua turunlah ayat dalam Surah al-Ma>’idah, ya> ayyuhal-laz\i>na a>manu> la> tattakhiz\ul-yahu>da wan-nas}a>ra> auliyaa>’a ba‘d}uhum auliya>’u ba‘d}.


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Hasan; diriwayatkan oleh Ibnu Hisya>m, as-Si>rah an-Nabawiyyah, (Beirut: Da>r al-Kita>b al-‘Arabiy, cet. 3, 1990), juz 3, hlm. 10–11. Meskipun mursal karena jalur sanadnya hanya berhenti pada ‘Uba>dah bin al-Wali>d, namun sanad riwayat Ibnu Hisya>m ini dinilai sahih oleh Ibra>hi>m Muh}ammad al-‘Aliy. Ia mengatakan bahwa ada kemungkinan ‘Uba>dah bin al-Wali>d mendengar riwayat tersebut dari ayahnya dari kakeknya, seperti halnya sanad riwayat as-Suyu>t}iy dari Ibnu Mardawaih dari ‘Uba>dah bin al-Wali>d dari ayahnya dari kakeknya, yakni ‘Uba>dah bin h}a>mit. Lihat Ibra>hi>m Muh}ammad al-‘Aliy, S{ah}i>h}} Asbab an-Nuzu>l, hlm. 104. Hadis yang sama juga diriwayatkan oleh al-Baihaqiy, at}-T{abariy, dan Ibnu Abi> H{a>tim; semua dari jalur Ibnu Ish}a>q. Lihat: al-Baihaqiy, Dala>’il an-Nubuwwah, juz 3, hlm. 173–174; at}-T{abariy, Ja>mi‘ al-Baya>n ‘an Ta’wi>l a>y al-Qur’a>n, juz 8, hlm. 505; Ibnu Abi> H{a>tim, juz 4, hlm. 1155, hadis nomor 6506. Lihat pula: as-Suyu>t}iy, ad-Durr al-Mans\u>r, juz 5, h. 347.