Penjelasan tentang Penggunaan Uang Wakaf Pembangunan Mesjid untuk Biaya Pekerjaan Bangunan

 
Penjelasan tentang Penggunaan Uang Wakaf Pembangunan Mesjid untuk Biaya Pekerjaan Bangunan

Uang Wakaf untuk Pembangunan Mesjid Digunakan untuk Membiayai Pekerjaan Bangunan

Pertanyaan :

Bagaimana pendapat Muktamar tentang uang wakaf guna pembangunan mesjid digunakan untuk perongkosan upah pekerja pembangunan, bolehkah?

Jawab :

Boleh, karena penggunaan seperti itu telah menjadi kebiasaan yang berlaku.

Keterangan, dalam kitab:
Al-Fatawa al-Kubra[1]

(وَسُئِلَ) عَنْ مَالٍ مَوْقُوْفٍ لَمْ يُدْرَ عَلَى أَيِّ جِهَّةٍ لَكِنِ اشْتَهَرَ وَاسْتُفِيْضَ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ عَلَى كَذَا وَجَرَتْ نُظَّارُهُ عَلَى ذَلِكَ مِنْ قَدِيْمِ الزَّمَانِ فَهَلْ يَجِبُ عَلَى النَّاظِرِ الْمُتَأَخِّرُ اتِّبَاعُهُمْ فِيْ ذَلِكَ (فَأَجَابَ) يَجِبُ صَرْفُهُ عَلَى مَا جَرَتْ بِهِ عَادَةُ اْلأَوَّلِيْنَ فِيْهِ وَيَجْرِي عَلَى الْحَالِ الْمَعْهُوْدِ مِنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْمَحَلِّ فِيْهِ مِنْ غَيْرِ نَكِيْرٍ مِنْ عِمَارَةٍ وَغَيْرِهَا وَيُتْبَعُ فِيْ جَمْعِ ذَلِكَ الْعُرْفُ الْمُطَّرِدُ الْعَامُ الْمَعْلُوْمُ فِيْمَا تَقَدَّمَ إِلَى اْلآنَ مِنْ غَيْرِ نَكِيْرٍ فَإِنَّ الْعُرْفَ الْمُطَّرِدَ بِمَنْزِلَةِ الْمَشْرُوْطِ كَمَا قَالَهُ الْعِزُّ عَبْدُ السَّلاَمِ وَغَيْرُهُ .

Ibn Hajar al-Haitami ditanya tentang harta yang diwakafkan tanpa diketahui untuk keperluan apa harus dipergunakan, namun populer bahwa harta itu merupakan wakaf untuk ini, dan itu berlaku sejak dulu. Apakah nazhir (pengurus) yang belakangan harus mengikuti pola pengurus yang lama?

Beliau menjawab, harta wakaf tersebut harus dikelola sebagaimana kebiasaan orang/pengurus sebelumnya dan dengan catatan tidak ada yang mengingkari, seperti untuk keperluan membangun mesjid dan lainnya, dalam hal ini harus mengikuti kebiasaan yang maklum sejak dahulu sampai sekarang, tanpa ada yang mengingkari. Karena kebiasaan yang berlaku sama seperti yang disyaratkan sebagaimana dikatakan al-Izz Abdi al-Salam dan lainnya.


[1] Ibn Hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.), Jilid III, h. 261.