Perkembangan Pertambangan dan Seni Perhiasan Dinasti Abbasiyah

 
Perkembangan Pertambangan dan Seni Perhiasan Dinasti Abbasiyah
Sumber Gambar: Bing Image Creator, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam masa kejayaannya, Dinasti Abbasiyah tidak hanya dikenal sebagai pusat intelektual dunia Islam, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang berpengaruh di dunia. Salah satu aspek yang mendorong kemajuan ekonomi dan budaya Abbasiyah adalah perkembangan pertambangan dan seni perhiasan.

Tambang-tambang yang kaya akan emas, perak, tembaga, dan batu mulia menjadi sumber penting bagi kekhalifahan, menyediakan bahan baku untuk perdagangan serta pembuatan perhiasan yang mewah.

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana pertambangan berkembang di bawah kekhalifahan Abbasiyah dan bagaimana hasil tambang tersebut dimanfaatkan dalam seni perhiasan.

Sumber-Sumber Tambang Penting

Marilah kita bahas terlebih dahulu apa saja sumber pertambangan penting dan dari wilayah mana Dinasti Abbasiyah mendapatkan sumber-sumber tambang tersebut. Perlu kita ketahui bahwa sumber tambang utama yang mendukung kekhalifahan Abbasiyah adalah berbagai jenis logam dan mineral berharga yang tersebar di wilayah-wilayah strategis kekhalifahan.

Seperti emas dan perak yang diambil dari wilayah Khurasan menjadi tulang punggungnya, sementara wilayah tersebut juga menghasilkan marmer dan air raksa. Dari Transoxiana, terdapat rubi, lapis, lazuli, dan azurit. Sedangkan tembaga dan perak diperoleh juga dari Karman.

Mutiara yang indah dieksploitasi dari perairan Bahrain, lalu ada batu pirus (turquoise) berkualitas tinggi yang berasal dari Naisabur, yang pada paruh terakhir abad ke-10 telah memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 758.720 dirham per tahun dari hasil penambangannya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN