Asbabun Nuzul Surat Yusuf Ayat 3 - Permintaan Sahabat kepada Rasulullah untuk Menceritakan Kisah Masa Lalu yang Bisa Diambil Hikmahnya

Ayat ini turun sebagai jawaban atas permintaan para sahabat kepada Nabi untuk menceritakan kepada mereka kisah-kisah masa lalu yang dapat diambil pelajaran.

  1. عَنْ سَعْدٍ ابْنِ أَبِي الوَقَّاصِ قَالَ: أُنْزِلَ الْقُرْآنُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَتَلَا عَلَيْهِمْ زَمَانًا، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ قَصَصْتَ عَلَيْنَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: (الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينَ) إِلَى قَوْلِهِ: (نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ) فَتَلَاهَا عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَانًا، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ حَدَّثْتَنَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: (اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا) الْآيَةَ، كُلُّ ذَلِكَ يُؤْمَرُونَ بِالْقُرْآنِ. (1)

    Sa‘d bin Abi Waqqas berkata, “Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau membacakannya di hadapan para sahabat selama beberapa waktu. (Merasa bosan), suatu saat mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, alangkah bahagianya kami andai engkau berkisah kepada kami.’ Turunlah setelah itu ayat, alif lam ra, tilka ayatul-kitabil-mubin … hingga firman-Nya, nahnu naqussu ‘alaika ahsanal-qasasi. Rasulullah lalu membacakannya kepada mereka selama beberapa waktu. Mereka pun berkata (dengan menunjukkan kebosanan mereka), ‘Wahai Rasulullah, alangkah bahagianya kami bila engkau memberi kami penjelasan.’ Allah pun menurunkan ayat, allahu nazzala ahsanal-hadisi kitaban mutasyabihan … hingga akhir ayat. Dalam hal-hal yang diminta itu mereka diperintah dengan Al-Qur’an.”



     


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, dan Abu Ya‘la. Lihat: Ibnu Hibban, Sahih Ibni Hibban, dalam Kitab at-Tarikh, Bab Zikr as-Sabab allazi min Ajlih Anzala Allah Nahnu Naqussu ‘Alaik, hadis nomor 6209; al-Hakim, al-Mustadrak, dalam Kitab at-Tafsir, Bab Tafsir Surah Yusuf, juz 2, hlm. 376, hadis nomor 3319; Abu Ya‘la, Musnad Abi Ya‘la, (Damaskus: Dar al-Ma’mun lit-Turas, cet. 2, 1990) juz 2, hlm. 87–88, hadis nomor 740. Al-Hakim menilai sanad hadis ini sahih, dan disepakati oleh az-Z|ahabiy. Berbeda dengan keduanya, al-Haisamiy mengatakan bahwa sanad Abu Ya‘la lemah karena kedaifan Husain bin ‘Amr al-‘Anqaziy. Lihat: al-Haisamiy, Majma‘ az-Zawa’id, juz 10, hlm. 268, hadis nomor 17643. Riwayat ini juga disebutkan oleh at-Tabariy dan Ibnu Abi Hatim. Lihat: at-Tabariy, Jami‘ al-Bayan, juz 13, hlm. 8; Ibnu Abi Hatim, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim, juz 7, hlm. 2099–2100, riwayat nomor 11323.