Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 188 - Imam as Suyuthi : Orang-Orang Munafik Yang Bersantai-Santai Dan Tidak Ikut Dalam Perang, Namun Setalah Usai Mereka Beralasan Dengan Bersumpah

  1. “Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksaan yang pedih.”
    Diriwayatkan oleh Syaikhan (Al-Bukhari dan Muslim) dan selain mereka dari jalur Hamid bin Abdurrahman bin Auf, bahwasanya Marwan berkata kepada penjaga pintu rumahnya, “pergilah wahai Rafi’ kepada Ibnu Abbas dan katakanlah, “Jika setiap orang dari kita merasa senang dengan apa yang diberikan dan mengharapkan untuk dipuji dengan apa yang mereka tidak lakukan akan diadzab, maka kita semua akan diadzab.”
    Ibnu Abbas berkata, “apa maksud kalian?” sesungguhnya ayat ini turun pada orang-orang yang diberikan kitab, mereka ditanya oleh Nabi, akan tetapi mereka merahasiakannya dari Nabi dan menjawab dengan kebohongan, kemudian mereka pergi dan merasa bahwa mereka telah memberitahu jawaban yang sebenarnya dari apa yang Nabi tanyakan kepada mereka, dan mereka meminta untuk dipuji dengan perbuatan mereka tersebut dan mereka merasa senang dengan apa yang telah mereka rahasiakan dari Nabi tentang apa yang beliau tanyakan.” (1) Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Sa’id Al-Khudri, bahwasanya beberapa dari orang-orang munafik dahulu jika Rasulullah keluar untuk berperang, maka mereka berpaling dari berperang dan mereka justru senang untuk bersantai-santai di atas kursi-kursi mereka. Jika Nabi kembali dari berperang, mereka selalu beralasan dan mereka bersumpah, dan mereka sangat senang untuk dipuji terhadap apa yang mereka tidak kerjakan, maka turunlah firman Allah, “Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa...." (2) Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Tafsir-nya, dari Zaid bin Aslam, bahwasanya Rafi’ bin Khadij dan Zaid bin Tsabit ketika sedang bersama dengan Marwan, Marwan berkata kepad Rafi, “wahai Rafi’, pada apakah turunnya firman Allah, “Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang- orang yang gembira dengan apaRafi’ menj awab, “Firman Allah ini turun pada sekelompok orang munafik. Ketika Nabi diperintahkan untuk pergi berperang, maka mereka selalu mencari alasan dan berkata, “Kami tidak dapat berangkat bersama kalian karena kesibukan kami, dan sesungguhnya kami sangat ingin berperang bersama kalian”, maka turunlah firman Allah tersebut pada mereka.” Akan tetapi Mawan seperti tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rafi’ sehingga Rafi’ marah dan berkata kepada Zaid bin Tsabit, “Apakah kamu memahami apa yang aku katakan?” Zaid berkata, “Iya.” Ibnu Hajar berkata, “Riwayat ini dapat digabungkan dengan riwayat dari Ibnu Abbas dengan cara yaitu adanya kemungkinan ayat ini turun pada dua kelompok tersebut secara bersamaan.” (3) Ibnu Hajar berkata, “Al-Farra’ bercerita bahwasanya ayat ini turun karena perkataan orang-orang Yahudi “kami adalah orang-orang Ahlu Kitab pertama, melaksanakan shalat dan juga kami taat”, akan tetapi mereka tidak mengakui kenabian Muhammad (4). Dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hadits seperti ini dari jalur periwayatan yang cukup banyak, dan juga meriwayatkannya dari para Tabi’in yang cukup banyak. Ibnu Jarir berpendapat bahwa riwayat ini kuat, dan tidak ada masalah jika ayat ini turun dalam hal ini juga.”

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Shahih: diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari (4568) dalam Bab At-Tafsir, Muslim (2778) dalam Bab Shifat Al-Munaficjin.
    2. Shahih: diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari (4567) dalam Bab At-Tafsir, Muslim (2777) dalam Bah Shifat Al-Munaficjin.
    3. Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir (1/577-578) dan ia menisbahkannya kepada Ibnu Mardawaih dari Zaid bin Aslam.
    4. Dalam kitab Ad-Dur Al-Mantsur (2/109), Imam As-Suyuthi menisbahkannya kepada Abdu bin Hamid dan Ibnu Jarir. Al-Qurthubi berkata bahwasanya Adh-Dhahhak berkata, “Sesungguhnya orang-orang Yahudi berkata kepada raja-raja bahwasanya mereka mendapatkan dalam kitab mereka bahwasanya Allah akan mengutus seorang Nabi pada akhir zaman sebagai Nabi terakhir, akan ketika Allah mengutus Nabi, para raja bertanya kepada orang-orang Yahudi tersebut: “Apakah ia (Muhammad) yang kalian temukan di dalam kitab kalian?” lalu orang-orang Yahudi tersebut menjawab karena kerakusan mereka terhadap harta para raja tersebut, “Ia (Muhammad) bukanlah yang kami temukan dalam kitab kami”, maka para raja tersebut memberikan mereka harta yang sangat banyak, maka Allah menurunkan ayat ini. Al-Qurthubi (2/1647).