Asbabun Nuzul Surat Al-An'am Ayat 52 - Imam as Suyuthi : Tidak Boleh Menyakiti Orang Yang Sedang Mencari Ridha Allah

  1. “Dan janganlah kamu mengusir orang'orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan'Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang'orang yang zhalim.’’
    Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Sa’ad bin Abi Waqqash bahwasanya ia berkata, “Ayat ini turun pada enam orang: Aku, Abdullah bin Mas’ud, dan empat orang lainnya, mereka berkata kepada Rasulullah: “Usirlah mereka, sebab kami merasa malu menjadi pengikutmu seperti mereka.” Maka timbul dalam benak Nabi keinginan tersebut, sehingga Allah menurunkan, “Dan janganlah kamu mengusir orang' orang yang menyeru Tuhannya...’’ hingga firman-Nya, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?” (1) Imam Ahmad, Ath-Thabarani, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwasanya ia berkata, “Serombongan orang Quraisy berpapasan dengan S yang sedang berbincang-bincang dengan Khabbab bin Al-Arat, Shuhaib, Bilal, dan ‘Ammar. Mereka pun berkata kepada Nabi: “Hai Muhammad, apakah engkau ridha kepada orang-orang ini? Apakah orang-orang semacam ini di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? Kalau engkau mengusir mereka, pasti kami akan mengikutimu.” Maka Allah menurunkan ayat mengenai mereka, “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang'orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat),...” Hingga firman-Nya, “Jalan orang' orang yang berdosa.” (2) Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, bahwasanya ia berkata, “Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Muth’im bin ‘Adi, Al-Harits bin Naufal, serta para pemuka Bani Abdi Manaf yang kafir mendatangi Abu Thalib. Mereka berkata, “Seandainya keponakanmu mengusir hamba-hamba sahaya itu, niscaya ia akan jadi semakin mulia di hati kami, dan pasti pula kami akan mengikutinya.” Lalu Abu Thalib menyampaikan hal itu kepada Nabi dan Umar bin Al-Khaththab pun berkata, “Kalau engkau melakukannya, engkau akan melihat apa yang sebetulnya mereka kehendaki.” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat),...” Hingga firman-Nya, “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya) ." Kata Ikrimah selanjutnya, “Mereka adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim (maula Abu Hudzaifah), Shabih (maula Usaid), Ibnu Mas’ud, Al- Miqdad bin Abdullah, Waqid bin Abdullah Al-Hanzhali, dan lain-lainnya. Kemudian Umar bin Al-Khaththab meminta maaf atas ucapannya tersebut, sehingga turun ayat, “Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu.” (3) Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan yang lain meriwayatkan dari Khabbab bahwasanya ia berkata, “Pada suatu hari, Al-Aqra’ bin Habis dan Uyainah bin Hashin datang. Mereka mendapati Rasulullah sedang duduk bersama Shuhaib, Bilal, Ammar, dan Khabbab serta orang-orang mukmin yang lemah. Melihat mereka mengililingi Nabi, kedua orang ini memandang rendah mereka. Lalu keduanya mendatangi beliau dan berbisik di telinga beliau, “Kami ingin engkau menyediakan waktu pertemuan khusus bersama kami, dengan begitu orang-orang Arab akan mengetahui keutamaan- keutamaan kami. Sebab, delegasi-delegasi Arab mendatangimu, dan kami merasa malu jikalau orang-orang Arab melihat kami berkumpul bersama para hamba sahaya ini. Jadi, jika kami datang, tolong suruh mereka pergi. Kalau kami telah selesai, berkumpullah bersama mereka jika engkau menghendaki.” Beliau menjawab: “Baik.” Maka turunlah ayat, “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari,..” Kemudian Allan menyebut Al-Aqra’ dan sahabatnya dengan firman-Nya, “Demikianlah, Kami telah menguji sebagian mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin),...” Khabbab berkata, “Rasulullah ketika itu duduk bersama kami. Kalau beliau hendak pergi, beliau pun bangkit dan meninggalkan kami, sehingga turunlah firman- Nya, “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya...”
    Ibnu Katsir berkata, “hadits ini gharib, sebab ayat ini adalah ayat
    Makkiyyah, sedangkan Al-Aqra’ dan Uyainah baru masuk Islam lama setelah Nabi berhijrah.” (4) Diriwayatkan oleh Al-Firyabi dan Ibnu Abi Hatim dari Mahan bahwasanya beberapa orang mendatangi Nabi lalu berkata, “Sungguh kami telah melakukan dosa-dosa besar!” Tetapi beliau tidak menjawab apa-apa. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Apabila orang'orang yang beriman kepada ayat'ayat Kami itu datang kepadamu.’’ (5)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Hadits ini memiliki penguat dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (2413) dalam Bab Fadhail Ash-Shahabah.
    2. Diriwayatkan oleh Ath-Thabarani (10/268) dalam kitabnya AFKabir, dan derajatnya dha’ if.
    3. Disebutkan oleh Ibnu Katsir (2/185) dan ia menisbahkannya kepada Ibnu Jarir, dan Imam As- Suyuthi menisbahkannya kepada Ibnu Abi Hatim, Abu Asy-Syaikh, dan Abdu bin Hamid dalam kitabnya Ad-Dur Al-Mantsur.
    4. Ibnu Katsir menyebutkannya (2/185) dan juga menyebutkan riwayat dari Al-Hakim (3/319) dan ia menshahihkannya dalam syarat Al-Bukhari dan Muslim. Sa’ad berkata dalam riwayat ini, “Ayat ini turun pada enam orang dari sahabat Nabi, salah satu dari mereka adalah Ibnu Mas’ud, berkata “Kami selalu berlomba-lomba untuk selalu dekat dengan Nabi dan mendegarkan apa yang beliau sabdakan,” lalu orang-orang Quraisy berkata, “Mereka selalu ingin dekat kepada selain kita,” maka turunla ayat ini.
    Al-Qurthubi menyebutkan (3/2516) bahwa enam orang tersebut adalah Sa’ad, Ibnu Mas’ud, seseorang dari Hudzail, Bilal, dan dua orang lagi yang tidak disebutkan namanya oleh Sa’ad Hadits yang ini diriwayatkan dari jalur Muslim, dan kami telah mentakhrijnya.
    5. Disebutkan oleh Al-Qurthubi (3/2520) dan ia menyandarkannya kepada Fadhil bin Ayadh. Al-Qurthubi mengatakan bahwasanya Ibnu Abbas berkata, “Ayat ini turun pada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali ” Ia juga berkata, “Bahwasanya ayat ini turun pada yang Allah melarang Nabinya untuk mengusir mereka, dan bahwasanya Nabi jika bertemu dengan mereka, beliau memulai untuk mengucapkan salam, lalu beliau bersabda, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan di umatku yang memerintahkan kepadaku untuk memulai dalam mengucapkan salam.” Lihat Ibnu Jarir (7/174).