Asbabun Nuzul Surat Al-An'am Ayat 93 - Imam as Suyuthi : Seseorang Yang Mengaku Telah Menerima Wahyu Dari Tuhan

  1. “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang'orang yang zhalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah dalam firman Allah, “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
    Allah atau yang berkata: “telah diwahyukan kepada saya...” bahwasanya ia berkata, “Ayat ini turun tentang Musailimah, sedangkan ayat, “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah...” turun tentang Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh. Bahwa ia dahulu menulis surat kepada Nabi yang berisi ungkapan “agiizun hakim”, lalu Nabi sB membalas suratnya dengan berisi ungkapan “ghafuurur rahiim.” Tatkala surat balasan itu dibacakan kepadanya, ia berkata, “Ya, sama saja!” Maka ia pun keluar dari Islam dan bergabung dengan orang-orang kafir Quraisy.”
    As-Suddi meriwayatkan hadits yang senada dan ia menambahkan bahwa Abdullah ini berkata, “Jikalau Muhammad diberi wahyu, aku pun diberi wahyu. Kalau Allah menurunkan wahyu kepadanya, aku pun menerima seperti apa yang diturunkan Allah tersebut. Muhammad berkata, “Samii’an ‘aliiman”, aku pun berkata, “Aliiman hakiimanl” (1)

    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    1. Al-Qurthubi berpendapat bahwasanya ia adalah Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh (3/2562), dan Ibnu Katsir berpendapat bahwasanya ia adalah Musailamah Al-Kadzdzab, dan ia menisbakan pendapat ini kepada Ikrimah dan Qatadah (2/214). Lihat Ibnu Jarir (7/181).