Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 154 - Kisah Orang yang Iman Lemah tidak Merasakan Nikmat, Mereka Berprasangka Kurang Baik terhadap Allah dan Rasul-Nya

Ayat ini turun usai Perang Uhud ketika pasukan muslim dipukul mundur oleh pasukan musyrik. Allah membuat mereka terlelap sejenak, menenangkan pikiran mereka, dan menghilangkan ketakutan dan kegelisahan mereka. Sementara itu, orang-orang yang lemah imannya tidak dapat merasakan nikmat kantuk ini. Mereka inilah yang memiliki prasangka kurang baik terhadap Allah dan Rasul-Nya.

  1. عَنِ الزُّبَيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنِيْ مَعَ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِيْنَ اشْتَدَّ الْخَوْفُ عَلَيْنَا ، أَرْسَلَ اللهُ عَلَيْنَا، أَرْسَلَ اللهُ عَلَيْنَا لِنَوْمٍ، فَمَا مِنَّا مِنْ رَجُلٍ إِلَّا ذَقْنُهُ فِي صَدْرِهِ، قَالَ: فَوَاللهِ إِنِّي لَأَسْمَعُ قَوْلَ مُعَتِّبِ بْنِ قُشَيْرٍ مَا أَسْمَعُهُ إِلَّا كَالْحُلْمِ: لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُناَ.  فَحَفِظْتُهَا مِنْهُ وَفِيْ ذَلِكَ أَنْزَلَ اللهُ تعالى: (يَقُوْلُوْنَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا) لِقَوْلِ مُعَتِّبٍ. قَالَ: (لَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ) حَتَّى بَلَغَ (وَاللهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ). (1)  

    Zubair (bin ‘Awwa>m) rad}iyalla>hu 'anhu bercerita, “Aku bersama Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam ketika ketakutan yang luar biasa melanda kami. Allah lantas mengembuskan rasa kantuk hingga kami tertidur. Dagu kami sampai-sampai terlihat menempel dengan dada. Demi Allah, ketika itu aku benar-benar mendengar ucapan Mu‘attib bin Qusyair—seakan aku sedang bermimpi, ‘Andaikata ada sesuatu yang dapat kita lakukan, pasti kita tidak akan kalah di tempat ini.’Aku ingat betul ucapan itu. Berkaitan dengan peristiwa itulah turun firman Allah, yaqu>lu>na lau ka>na lana> minal-amri syai’un ma> qutilna> ha>huna>; ayat ini turun untuk menanggapi ucapan Mu‘attib itu.” Zubair melanjutkan ucapannya—Allah berfirman, “lau kun-tum fi> buyu>tikum...hingga walla>hu ‘ali>mun bi z\a>tis}-s}udu>r.”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Sahih; menurut Ibnu H{ajar dan al-Bu>s}i>riy hadis ini diriwayatkan oleh Ish}a>q bin Ra>hawaih dari jalur Yah}ya> bin a>dam dari Ibnu Abi> Za>’idah dari Muh}ammad bin Ish}a>q dari Yah}ya> bin ‘Abba>d dari ayahnya dari ‘Abdulla>h bin Zubair dari ayahnya. Lihat: Ibnu H{ajar, al-Mat}a>lib al-‘a>liyah, (Riyad: Da>r al-‘a>s}imah, cet. 1, 2000), juz 17, hlm. 349, hadis nomor 4260; Ah}mad bin Abi> Bakr al-Bu>s}i>riy, Ith}a>f al-Khairah al-Maharah, (Riyad: Maktabah ar-Rusyd, cet. 1, 1998), juz 6, hlm. 456, hadis nomor 6245. Hadis serupa diriwayatkan pula oleh at-Tirmiz\iy dari Zubair, namun dengan sanad berbeda, yang menurutnya hasan sahih. Lihat: at-Tirmiz\iy, Sunan at-Tirmiz\iy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Tafsi>r Su>rah Āl ‘Imra>n, hlm. 673, hadis nomor 3007.