Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 228 - Penjelasan Masa Idah bagi Istri yang Dicerai
Dalam tradisi masyarakat Arab pra-Islam, istri yang dicerai oleh suaminya tidak memiliki masa idah. Ayat ini kemudian turun untuk menjelaskan masa idah bagi istri yang ditalak, yakni bila ia masih dapat haid maka ia beridah selama tiga kali masa suci.
-
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ بْنِ السَّكَنِ الأَنْصَارِيَّةِ، أَنَّهَا طُلِّقَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَلَمْ يَكُنْ لِلْمُطَلَّقَةِ عِدَّةٌ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حِينَ طُلِّقَتْ أَسْمَاءُ بِالْعِدَّةِ لِلطَّلاَقِ فَكَانَتْ أَوَّلَ مَنْ أُنْزِلَتْ فِيهَا الْعِدَّةُ لِلْمُطَلَّقَاتِ. (1)
Asma>’ binti Yazi>d bin as-Sakan al-Ans}a>riyyah bercerita bahwa ia diceraikan oleh suaminya pada masa Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam. Ketika itu wanita yang diceraikan tidak memiliki 'idah. Allah ‘azza wajalla lalu menurunkan wahyu mengenai idah ketika Asma>’ diceraikan. Dengan demikian, ia adalah wanita pertama yang karenanya diturunkan ayat tentang idah bagi istri-istri yang diceraikan.
Sumber artikel:
Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017