Asbabun Nuzul Surat Al Baqarah Ayat 197 - Teguran Allah kepada Jamaah Haji yang Enggan Membawa Bekal

Ayat ini turun untuk menegur kebiasaan jamaah haji dari Yaman yang pada masa itu enggan membawa bekal. Akhirnya, sesampai di Mekah mereka harus meminta-minta kepada jamaah haji yang lain guna memenuhi kebutuhan mereka.

  1. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ الله عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ أَهْلُ الْيَمَنِ يَحُجُّونَ وَلاَ يَتَزَوَّدُونَ وَيَقُولُونَ نَحْنُ الْمُتَوَكِّلُونَ، فَإِذَا قَدِمُوا مَكَّةَ سَأَلُوا النَّاسَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى (‏وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى‏). (1)

    Ibnu ‘Abba>s rad}iyalla>hu 'anhuma> berkata, “Dulu penduduk Yaman biasa berangkat haji tanpa membawa bekal. ‘Kami adalah orang-orang yang bertawakal,’ begitu kata mereka. Sampai di Mekah, mereka pun terpaksa meminta-minta kepada jamaah haji yang lain. Berkaitan dengan hal ini Allah menurunkan firman-Nya, watazawwadu> fainna khairaz-za>dit-taqwa> (2).”


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy, S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b al-H{ajj, Ba>b Qaul Alla>h Ta‘a>la wa Tazawwadu> fa inna Khair az-Za>d at-Taqwa>, hlm. 371, hadis nomor 1523. (2) Secara lahiriah, bekal yang Allah maksud dalam kata tazawwadu> bersifat fisik, sedangkan takwa bersifat spiritual. Hal ini bisa saja terjadi karena secara harfiah kata takwa berarti menjaga diri; ia dengan demikian bisa dimaknai menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain.