Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 101- Larangan Menanyakan Sesuatu yang tidak Berguna dan Memberatkan Diri Sendiri

Ayat ini turun untuk menegur sahabat yang menanyakan kepada Nabi hal yang tidak berguna atau hal-hal secara mendetail yang justru memberatkan mereka sendiri

  1. عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ أَصْحَابِهِ شَىْءٌ، فَخَطَبَ فَقَالَ: عُرِضَتْ عَلَىَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ، وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا.‏ قَالَ: فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ. قَالَ: غَطَّوْا رُءُوسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِينٌ. قَالَ: فَقَامَ عُمَرُ فَقَالَ: رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا. قَالَ: فَقَامَ ذَاكَ الرَّجُلُ فَقَالَ: مَنْ أَبِي؟ قَالَ:‏ أَبُوكَ فُلاَنٌ.‏ فَنَزَلَتْ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ). (1)‏ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم خَطَبَ فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ الله تَعَالَى قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ. فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: أَكُلُّ عَامٍ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: فَسَكَتَ عَنْهُ حَتَّى أَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَ: لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ، وَلَوْ وَجَبَتْ مَا قُمْتُمْ بِهَا، ذَرُوْنِي مَا تَرَكْتُكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ الَّذِيْنَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. وَذَكَرَ أَنَّ هَذِهِ الآيةَ الَّتِيْ في المائدة نزلت في ذَالِكَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَسْأَلُوْا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ). (2)

    Anas bin Ma>lik berkata, “Sebuah berita mengenai para sahabat sampai ke telinga Rasulullah. Beliau lalu berpidato, ‘Baru saja surga dan neraka ditampakkan di hadapanku. Aku belum pernah melihat kebaikan dan keburukan seperti yang aku lihat hari ini. Andaikata kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.’ Pada hari itu para sahabat merasakan beban teramat berat yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Mereka menutupi kepala mereka (sambil menangis) hingga suara mereka terdengar sengau. Beberapa saat berlalu hingga ‘Umar bin al-Khat}t}a>b berdiri dan berkata, ‘Kami rela Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan Muhammad sebagai Nabi kami.’ Dalam kondisi demikian serius, seorang pria tiba-tiba berdiri dan bertanya (dengan maksud bercanda), ‘Siapakah ayahku?’ ‘Umar menjawab, ‘Ayahmu adalah si Fulan.’ Terkait peristiwa ini turunlah firman Allah ya> ayyuhal-laz\i>na a>manu> la> tas’alu> ‘an asya>’a in tubda lakum tasu’kum. Dalam riwayat lain, juga dijelaskan sabab turun ayat ini, yaitu: Abu> Hurairah bercerita bahwa suatu ketika Rasulullah berkhutbah. Beliau bersabda, “Wahai manusia! Sungguh, Allah telah mewajibkan kalian menunaikan haji.” Seorang pria lalu berdiri seraya bertanya, “Apakah kami wajib berhaji setiap tahun, wahai Rasulullah?” Rasulullah diam tidak menjawab. Pria itu pun mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali. Barulah Rasulullah menjawab, “Andaikata aku menjawab ya, pasti ibadah haji akan wajib setiap tahun. Bila demikian, tentu kalian tidak akan sanggup menunaikannya. Biarkan saja hal-hal yang tidak aku jelaskan secara rinci—jangan kalian menanyakannya. Sungguh, umat-umat sebelum kalian menjadi binasa akibat terlalu banyak bertanya dan berselisih dengan nabi-nabi mereka. Bila aku melarang kalian berbuat sesuatu, tinggalkanlah. Bila aku meminta kalian berbuat sesuatu, lakukanlah sekuat tenaga kalian.” Abu> Hurairah menjelaskan bahwa peristiwa ini terkait dengan turunnya ayat dalam Surah al-Ma>’idah, ya> ayyuhal-laz\i>na a>manu> la> tas’alu> ‘an asya>’a in tubda lakum tasu’kum.


    Sumber artikel:
    Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an
    Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.)
    Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017


    (1) Diriwayatkan oleh al-Bukha>riy dan Muslim. Lihat: S{ah}i>h}} al-Bukha>riy, dalam Kita>b at-Tafsi>r, Ba>b Qaulih La> Tas’alu> ‘an Asyya>’ in Tubda Lakum Tasu’kum, hlm. 1137, hadis nomor 4621; Muslim, S{ah}i>h}} Muslim, dalam Kita>b al-Fad}a>’il, Ba>b Tauqi>rih S}allalla>h ‘Alaih wa Sallam wa Tark Iks\a>r Su’a>lih, hlm. 1832, hadis nomor 2359. (2) Diriwayatkan oleh Ibnu H{ibba>n, S{ah}i>h}} Ibni H{ibba>n, dalam Kita>b al-H{ajj, Ba>b Fard} al-H{ajj, juz 9, hlm. 18, hadis nomor 3704. Secara konten, hadis ini sahih dan diriwayatkan misalnya oleh Muslim, Ah}mad, an-Nasa>’iy, daln al-Baihaqiy. Penggalan kisah ini juga disebutkan oleh al-Bukha>riy dan Ibnu Ma>jah dari Abu> Hurairah.