Mitos tentang Makhluk yang Bergentayangan

 
Mitos tentang Makhluk yang Bergentayangan

Maksud “Jrangkong, Thethian, Cenunuk”

Pertanyaan :

Apa sebenarnya yang dinamakan “jrangkong” menurut dugaan mereka, bahwa setelah beberapa hari dari wafatnya, lalu menjadi jrangkong yang berputar-putar dalam waktu malam di sekitar rumahnya dari rumah tetangganya, kadang-kadang dinamakan “Thethian”, atau “cecunuk”, apakah itu ruhnya si mayat atau tulang belulangnya?.

Jawab :

Bahwa itu bukan ruh mayat dan bukan tulangnya, tetapi kalau ada yaitu makhluk yang lain.

Keterangan, dari kitab:

  1. Hasyiyah Abi Jamrah [1]

فِيْ شَرْحِ قَوْلِهِ r: لاَعَدْوَى وَلاَطِيْرَةَ الْحَدِيْثَ. قَالَ: وَكَانَتْ الْيَهُوْدُ تَزْعُمُ أَنَّهَا تَدُوْرُ حَوْلَ قَبْرِهِ سَبْعَةَ أَياَّمٍ ثُمَّ تَذْهَبُ. وَقَالَ أَبُوْ عُبَيْدَةَ كَانُوْا يَزْعَمُوْنَ أَنَّ عِظَامَ الْمَيِّتِ تَصِيْرُ هَامَّةً فَتَطِيْرُ وَيُسَمُّوْنَ ذَلِكَ الصُّدَى. فَعَلَى هَذَا فَالْمَعْنَى لاَحَيَاةَ لِهَامَّةِ الْمَيِّتِ.

Adalah orang-orang Yahudi mengira bahwa ruh itu mengitari kuburannya selama tujuh hari kemudian pergi. Abu Ubaidah berkata, bahwa orang-orang Yahudi mengira bahwa tulang belulang orang mati itu akan menjadi semacam serangga, kemudian beterbangan. Mereka menamakannya dengan ashshuda. Dengan demikian dimengerti, bahwa maksud hadits tersebut adalah tidak ada kehidupan bagi serangga yang tumbuh dari mayat.

[1] Muhammad Ali al-Syinwani, Hasyiyah Mukhtashar Abi Jamrah/Jam’u al-Nihayah, (Mesir: Isa al-Halabi, t. th.), h. 184.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no.250 KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-14 Di Magelang Pada Tanggal 14 Jumadil Ulaa 1358 H. / 1 Juli 1939 M.